Ughh.. Aku membencinya!! Amat sangat! Tak heran, banyak orang biLang bahwa JanganLah mencintai sesuatu terLaLu berLebihan, akan sangat dekat dengan benci pada akhirnya. Mungkin haL itu yang terJadi padaku.
Tak mengapa aku membencinya. Dia pantas mendapatkannya. Aku tak ingin dipermainkannya Lagi. Sakit rasanya. Jika bisa kuLudahi, sudah kuLudahi dia! Tega sekaLi dia mempermainkan hatiku. Rasanya rasa benci itu beLum cukup untuknya bisa merasakan sakitnya hatiku.
Bukan, bukan berarti aku tidak berusaha memaafkannya. Sudah beruLangkaLi rasanya batinku berperang meminta untuk memaafkannya. Ahh, tapi Lagi-Lagi, begitu aku berhadapan dengannya, aku rasanya ingin memukuLnya. Dasar, tak tahu diri!! Masih Juga dia menemuiku. Tak JeLas maunya apa.
Huuhh.. coba JeLaskan apa saLahku?? Apakah aku terLaLu baik dan naif, hahh? Ya, JeLas aku keLiru, sangat!! Tapi, tak bisa kuingkari dan kusesaLi, semuanya sudah terJadi. BiarLah. Tapi yang penting, tak ada kata meratapi apa yang teLah terJadi daLam kamusku. Hidup harusLah berJaLan, kawan..
Dan satu haL Lagi, tuhan maha mendengar. Dia tau yang terbaik. Percaya saJa, bahwa ada rencana Lain yang Lebih indah ketika waktunya tiba. Dan apa yang ditabur, akan dituai pada akhirnya.
PenyesaLan. Mungkin haL itu yang dirasakannya. Tapi, aku muak mendengar permohonan maafnya. Anda terLambat bung. Dari duLu anda kemana saJa? Tidakkah kau pikirkan akibatnya sebeLum kau memuLainya? Dasar manusia bodoh!
Ahh.. Tega sekaLi diriku ini. Toh tuhan saJa maha pemaaf. Masa aku makhLuknya tak bisa memberi maaf pada makhLuk yang Lain? Tapi, Lagi-Lagi aku membenarkan egoku. Bahwa, dia pantas tidak mendapatkan maafku. Dia harus tahu kesaLahannya, membiarkan satu hati teLah hancur.
Hei bung.. Jangan bermain-main denganku! Harus kau tahu, Jika aku mempercayaimu, aku tak akan main-main dengan komitmenku. Tapi, Lihat yang kau buat? Kau berbohong, dan rusakLah sudah. Penghianat! Tak akan ada Lagi rasa percayaku. Dimataku kau tak Lebih dari sekedar pembohong, dan.. munafik!
Aku memang bukahLah tanpa ceLa dan memang hanyaLah manusia biasa, sama seperti mu. Tapi, aku tahu Jika aku tidak suka dipukuL, aku tak akan memukuL. Karena aku tahu, rasanya sakit. Tapi, dengan keLemahanku yang kau tau, kau memukuLku terLebih dahuLu. Cukup sudah kesabaranku.
Aku sudah pernah biLang, Jangah hubungi aku Lagi. Aku hanya ingin hidup dengan tenang. Tak ingin kau ganggu. ToLong hargai dan hormati hidupku saat ini. Dan aku tak akan mengganggumu. Cukup adiL kan? Aku akan bersedia meLupakannya. WaLaupun, tak akan pernah bisa kuhapus sampai bersih dari ingatanku. Tapi dasar pecundang, Lagi-Lagi dia mengingkarinya. Mau apa Lagi dia? Katanya dia hanya ingin bertemu denganku untuk terakhir kaLinya, tapi aku tahu, itu hanya aLasannya saJa agar dapat menemuiku. Dan dia tetapLah seorang pembohong dimataku. Tak akan bisa berubah Lagi.
Aku tak peduLi, apa yang dipikirkannya tentangku. Entah dipikirnya aku arogan, angkuh, sombong, pengecut, entah apa Lagi. Tapi, aku hanya ingin meLindungi diriku sendiri. Bukankah mawar yang indah membutuhkan duri sebagai peLindungnya? Penegasan, bahwa aku tak bisa Lagi kau sentuh. SeuJung pun!
*Perhatian: Cerita diatas hanya fiktif beLaka. ApabiLa ada kesamaan nama, tokoh, cerita, dLL. HaL itu bukanLah suatu kesengaJaan*
No comments:
Post a Comment