Wednesday, January 11, 2012

Indonesia Mengajar, seutas mimpi..

Sore itu, kuterima email. Dari Yayasan Indonesia Mengajar. Dan gembiralah. Ternyata saya lolos seleksi tahap I. Berulang kali kubaca email itu, seakan tak percaya! :)
Dan berulang kali aku membuka link ini untuk memastikan bahwa ada namaku dalam list, ya.. Hilwa Salami, cuma saya :)
Alhamdulillah, dari 8501 orang pendaftar, saya termasuk dalam 267 yang lolos dalam seleksi tahap I.



Rasanya exited sekaligus takut menghadapi seleksi berikutnya, direct assessment yang akan datang. Proses kedua dalam rangkaian seleksi, akan berlangsung sehari penuh.

Saya ingin lolos. Sangat ingin.
Mengelap ingus-ingus menggantung dari hidung anak-anak di pedalaman Indonesia sana. Mengusap kepala-kepala mereka dengan tulus.
Membuka wawasan mereka akan dunia, yang sebelumnya mungkin mereka tak tahu.
Dan mengembara bebas bersama imaginasi mereka, liar dan tak terbendung.
Dan untuk saya, Indonesia Mengajar selama satu tahun akan berarti banyak. Pembentukan karakter diri, meninggalkan zona nyaman, dan belajar banyak.

Walaupun saya tak tau, akan jadi guru seperti apa saya disana. Ini tanggung jawab sebagai seorang berilmu, untuk membagikannya. Dan membuatnya bermanfaat.
Karena satu kata, yaitu peduli.

Bersama doa restu dari kedua orang tua dan orang tersayang, saya mantap melangkah dan akan berusaha sebaik mungkin untuk itu.

Bismillah :)

January, 11th 2012

Barakallahulaka wabaraka 'alaika wa jama'a baynakuma fii khair..
Teriring doa untuk sahabatku, Qaanita Luthfi dan suaminya Aizza Jundana.

Sahabatku dari kecil, TK bersama, SD bersama, SMP bersama.. Sampai sekarang.
Dan begitulah, saksi menyaksikan pertumbuhan fisik, mental dan kedewasaan kami. Menempa satu dengan lainnya, dalam tawa, suka, dan duka. Dan dalam pernikahan yang indah itu, kusaksikan dia berbalut baju putih yang cantik disertai tawa bahagia.

Kini kau telah sempurna menjadi wanita, dengan menjaga kehormatanmu, dan menggenapkan agamamu.


Semoga Allah merahmati kalian..
Begitu indah pernikahan, selaksa doa terpanjat kepada yang Maha Kuasa.

Monday, January 2, 2012

Rekam Jejak

Heeyy.. Welcome 2012..!!

Gak terasa waktu berlalu, sekarang sudah memasuki awal tahun 2012.

2011 merupakan awal untukku, memulai suatu fase hidup, meninggalkan zona nyaman bangku perkuliahan dan memasuki dunia sesungguhnya. Berhadapan dengan banyaknya pencari kerja diluar sana. Jatuh bangun kegagalan dan sempat merasa terpuruk. Tapi, berhasil bangun lagi dengan susah payah. Terus mencoba dan gagal lagi. Hingga sempat merasa kehilangan kepercayaan diri dan menjadi tertutup. Inilah proses merangkak untuk menjadi mandiri, berdiri dengan kaki sendiri.

Antara idealisme dan realistis, pertentangan yang cukup menyita perhatian. Keinginan dan kenyataaan yang bertentangan membuatku cukup banyak berfikir sampai akhirnya bisa berdamai dengan diri sendiri, menjalani realitas sambil mengejar idealisme, dan tetap menjadi diri sendiri. Berusaha istiqomah, fokus, dan mulai menata kepercayaan diri lagi. Ini tak pernah mudah.

Dan sempat merasa kesepian karena ketidakjelasan perasaan, antara mencintai dan dicintai. Bahwa betapa lelahnya menjalani perasaan mencintai tanpa mengetahui apakah dicintai atau tidak. Walaupun itu kusadari sepenuhnya. Memang, pernah bahagia, tapi itu semu. Dan belum terlambat sampai akhirnya kuakhiri dan memulai cerita yang baru. Kali ini dengan perasaan mencintai dan merasa dicintai. Setidaknya dia akan ada untukku.
Aku belajar banyak dari ini, sampai akhirnya aku berani membuka hatiku lagi. Dengan keyakinan yang entah dari mana datangnya, kepercayaan yang teramat besar, dan kenyamanan yang menenangkan, cinta itu datang lagi. Bak energi positif, dia menata hidupku lagi. Dan kuharap, kali ini dia datang untuk terakhir kalinya.

Begitupula persahabatan yang terlukis indah dalam album perjalanan. Saksi bisu masa muda penuh canda tawa maupun suka duka. Mereka hadir memberi semarak dan warna perjalanan. Rasa nyaman dalam pelukan, maupun haru dalam diam, menghadirkan telinga untuk selalu mendengar, dorongan untuk melangkah, semangat untuk maju bersama, tawa renyah menghibur, dan nasihat membangun jiwa. Setidaknya, aku tak pernah merasa sendiri, dan memiliki teman untuk melihat dunia. Bersama menjelajah antah berantah. Bersama memamerkan pengetahuan juga saling menjaga. Tak terucapkan, hanya kita yang rasa, kawan..

Dan betapa bahagianya merasakan dicintai banyak orang. Ternyata ketulusan begitu berharga. Betapa rasanya semua orang menghangat dengan segala kebaikannya.

Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Dan, dengan penuh syukur bisa melalui tahun lalu dengan banyak hal yang kupelajari. Berharga, sangat berharga.
Inilah rekam jejakku. Dan waktu terus berjalan, tanpa pernah menunggu kita siap atau tidak. Dan biarlah masa lalu menjadi pelajaran untuk selalu dikenang, menjadi sejarah, nyata. Hanya tinggal bagaimana memaknai setiap peristiwa dengan baik. Hidup itu suatu peroses pembelajaran tiada akhir.

Terima kasih semuanya, untuk pemberi warna warna dalam hidupku.
Orang tua dan saudara-saudaraku di rumah. Aku buktikan bahwa aku bisa menunaikan kewajibanku.
Sahabatku, seperjalanan, seperjuangan, tempat berkeluh kesah, Bhey, Rati, Mia, Rizki, Dea, Annisa dan Qaanita.. Sangat mencintai kalian :)
Dan untuk cintaku, kuharap semuanya akan lancar. Aku punya kemungkinan untuk benar, dan aku yakini itu.