How I miss you, dear..
Pasangan LDR itu ujian terberatnya adalah KANGEN. hiks..
Padahal cuma Bandung-Depok, tapi jarang banget ketemu. Apalagi kalau bukan gara-gara kesibukan kita masing-masing. Dia sibuk kuliah, bikin tugas ini-itu, dan kerjaannya yg deadline. Sedangkan saya, mengajar sana-sini. Tapi, kalo dipikir-pikir, walaupun kita tinggal di kota yang sama, pasti bakal jarang ketemu juga karena kesibukan masing-masing #sigh
Suatu hari saya pernah ngambek, hahha.. #dasarlabil
Dan akhirnya kena omel deh, klo udah diomelin gitu, paling saya cengar-cengir karena seneng denger omelannya, hahha.. Tapi, alhamdulillah, hubungan kami cukup lancar sampai sekarang.
Ahh, saya mau share tips untuk menjalani hubungan jarak jauh. Semoga bermanfaat..
#1. Punya Tujuan dan Komitmen
Yapp, pasangan LDR harus punya tujuan dari hubungan mereka. Mau di bawa kemana hubungannya, agar keduanya bisa tetap fokus pada tujuan tersebut, tanpa harus tengok kanan-kiri cari-cari yang lain. Komitmen dengan tujuan itu agar hubungan semakin kuat.
#2. Setia.
Ini kadang yang g mudah. Kadang, kalo udah punya pasangan, malah suka dateng yang lucu-lucu, apalagi saat lagi galau dan kesepian, hahaa.. Tapi, kalo tujuan kita untuk sesuatu yg worth it untuk menikah, pikirkan baik-baik konsekuensi kalo kita g setia. Dan apa yang akan terjadi pada kita jika pasangan kita juga melakukan itu. Pastinya akan menyakitkan. Pengkhianatan itu sungguh menyakitkan, percayalah, hahha..
Jadi tutup rapat-rapat kemungkinan untuk berselingkuh.
#3. Komunikasi
Nah, kadang yang ini suka bikin senewen, dimana kalo LDR itu kadang sangat bergantung pada yang namanya teknologi. Dan kadang ada aja masalahnya, dari g ada sinyal, perbedaan waktu, pending, g ada pulsa, gadget mati, dll. Kalau udah ky gini, bawaannya resah aja, takut terjadi sesuatu.
Intensitas komunikasi pun harus diperhatikan, kalo dari pihak wanita sih yaa, kadang lagi bener-bener butuh perhatian (*terutama pas PMS), dan kalo nggk, siap-siap aja bisa ngamuk, hahhaa *curcol*
Jadi, sesibuk-sibuknya, luangkanlah waktu untuk menanyakan keadaannya. Memberikan sedikit perhatian, agar menjadi sedikit lebih tenang.
#4. Jujur, Percaya dan Terbuka
Karena hubungan yang terkendala jarak itu lah, pasangan g akan tau kita lagi ngapain n sama siapa. Jadi penting sekali untuk jujur. Untuk saya sendiri, dengan bertindak jujur, hati menjadi tenang. Karena fondasi dari sebuah kepercayaan adalah kejujuran.
Katakan apa yang kamu rasakan di hubungan kalian, perasaan kalian, jangan memanipulasi, karena pasangan g akan tau mau kita apa kalo kita g bilang. (padahal saya sering tau-tau diem kalo lagi bete, hahha)
#5. Punya Kesibukan
Dengan bersibuk-sibuk ria, pastinya waktu kita jadi terisi untuk hal-hal positif, dan bisa menghilangkan kangen dan kesepian. Isi dengan hal-hal yang bermanfaat, seperti bekerja, hobby, keluarga, berkebun, belanja, olahraga, dll.
#6. Saling Support
Walaupun jauh, tapi support dari satu sama lain sangat menentukan semangat seseorang lhoo.. Percayalah, kata-kata, "Semangat ya, sayang.." bisa membuat senyum seharian lhoo, hehhe.. Saling memotivasi untuk bekerja dengan baik, mengingatkan untuk sholat di tengah kesibukannya, maupun mengingatkan untuk makan disaat-saat sibuknya.
#7. Luangkan Waktu
Untuk yang masih satu negara sih, usahakanlah sering bertemu ditengah kesibukan kalian. Penting, untuk mengobati rasa kangen and recharge your mood ;)
#8. Mandiri
Jadilah mandiri, karena pasangan kita jauh, maka kita harus bisa melakukan semuanya sendiri, mulai dari setir mobil sendiri, shopping, atau nonton sendiri.
#9. Stay Positive
Kadang pikiran kita sendiri yang suka berfikir macam-macam. Oleh karena itu, berfikirlah positif agar tenang. Pasangan g akan suka kalo kita selalu curiga dia begini, dia begitu. Jadi daripada dia bete karena kita bawel, lebih baik, pikirkan hal baik yang akan membuat pikiran kalian tenang.
#10. Dukungan Keluarga
Kontrol keluarga juga penting untuk tetap menjaga hubungan di jalur yang benar. Karena tanggung jawab hubungan bukan hanya pada 2 individu saja, tapi melibatkan kedua keluarga. Jadi, jalanilah dengan benar dan bertanggung jawab.
Yaap, kira-kira begitulah tips menjalani hubungan jarak jauh seperti yang sedang saya jalani sekarang ini. Semoga bermanfaat untuk kalian semua.
Doakan kami cepat menikah yaaa, hehhee..
Saturday, October 13, 2012
#Life
Sudah sebulan lebih saya berprofesi baru, sebagai guru. Sekarang saya dipindahkan ke SD Semut-Semut Natural School, dari tadinya di SMP. Di tempatkan sebagai wali kelas 5 Yapong bersama partner saya, Bu Nadia. Dan tentunya 19 anak super, hahhaa.. Yaa, hari-hari saya penuh warna sekarang. Tertawa, belajar, bermain bersama mereka. Rasanya menyenangkan bersama anak-anak itu.
Murid-murid saya beraneka ragam, dan dengan ke- labil -an mereka sebagai anak SD, hehhe.. Lucu juga, ikut bermain 'bola liar' bersama mereka pagi-pagi, menemani mereka berenang, dan mengajar tentunya. Macam-macam daya serap anak terhadap pelajaran bikin saya belajar bersabar menangani masing-masing mereka. Tapi, selalu ada senyum dan tawa setiap hari yang membuat hari-hari jadi lebih ceria.
Well, menjadi guru tidaklah mudah. Apalagi di zaman seperti ini, dimana anak-anak sudah dimanjakan dengan segala informasi instan, keadaan orang tua yang berada, kurang sensitifitas sosial, dan teknologi canggih dengan 2 sisi positif-negatifnya. Belum lagi, perbedaan pola asuh anak dirumah, yang memengaruhi perilaku mereka di lingkungan, khususnya sekolah. Tapi, lagi-lagi, masa kecil adalah masa yang paling membentuk karakter kita saat kita dewasa nanti. Dasar-dasar kepribadian mereka dibentuk ketika mereka kecil.
Saya masih ingat, ketika dulu saya SD, guru saya menyuruh saya untuk sholat berjamaah bersama ibu di rumah. Ketika sholat subuh saya kesiangan, saya ngambek karena ummi sudah sholat duluan tanpa menunggu saya. Dan akhirnya, beliau sholat lagi untuk menemani saya. Ya, bagi anak-anak, kata-kata seorang guru bagaikan titah. Dimana selalu berkata, "Kata bu guru begini, kata bu guru begitu.." Jadi, semoga saya selalu bisa berbuat baik agar selalu bisa menjadi contoh yang baik untuk mereka yang sedang membentuk karakter.
Dan yang paling penting, semoga dengan menjadi pengajar, kelak saya dapat mendidik anak saya dengan baik nanti.
Happy Weekend :)
HilwaSalami
Murid-murid saya beraneka ragam, dan dengan ke- labil -an mereka sebagai anak SD, hehhe.. Lucu juga, ikut bermain 'bola liar' bersama mereka pagi-pagi, menemani mereka berenang, dan mengajar tentunya. Macam-macam daya serap anak terhadap pelajaran bikin saya belajar bersabar menangani masing-masing mereka. Tapi, selalu ada senyum dan tawa setiap hari yang membuat hari-hari jadi lebih ceria.
Well, menjadi guru tidaklah mudah. Apalagi di zaman seperti ini, dimana anak-anak sudah dimanjakan dengan segala informasi instan, keadaan orang tua yang berada, kurang sensitifitas sosial, dan teknologi canggih dengan 2 sisi positif-negatifnya. Belum lagi, perbedaan pola asuh anak dirumah, yang memengaruhi perilaku mereka di lingkungan, khususnya sekolah. Tapi, lagi-lagi, masa kecil adalah masa yang paling membentuk karakter kita saat kita dewasa nanti. Dasar-dasar kepribadian mereka dibentuk ketika mereka kecil.
Saya masih ingat, ketika dulu saya SD, guru saya menyuruh saya untuk sholat berjamaah bersama ibu di rumah. Ketika sholat subuh saya kesiangan, saya ngambek karena ummi sudah sholat duluan tanpa menunggu saya. Dan akhirnya, beliau sholat lagi untuk menemani saya. Ya, bagi anak-anak, kata-kata seorang guru bagaikan titah. Dimana selalu berkata, "Kata bu guru begini, kata bu guru begitu.." Jadi, semoga saya selalu bisa berbuat baik agar selalu bisa menjadi contoh yang baik untuk mereka yang sedang membentuk karakter.
Dan yang paling penting, semoga dengan menjadi pengajar, kelak saya dapat mendidik anak saya dengan baik nanti.
Happy Weekend :)
HilwaSalami
Subscribe to:
Posts (Atom)