Pertama-tama tentunya sangat amat bersyukur sekali bahwa pernikahan kami berjalan lancar, walaupun yaa tetap aja ada sedikit hal-hal yang terjadi. Tapi so far, semuanya baik :)
Saya ingin sedikit share mengenai persiapan2 menikah yang sudah kami lalui. Kami ingin pernikahan yang sederhana dan g ribet dengan segala formalitas. Pengennya sih anti mainstream, tapi ternyata g semudah itu yaa, hahhaa..
Pernikahan kami baru diurus kira-kira 2 bulan sebelumnya, sekitar awal Juni. Most of all, kami mengurus semuanya berdua. Mulanya kami browsing mengenai apa saja yang harus disiapkan untuk mengurus pernikahan. Setelah baca sana sini dan berdasarkan pengalaman pribadi, berikut urutannya..
1. Buat budget pernikahan
Budget pernikahan penting sekali lhoo.. Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menikah harus diperhitungkan dengan baik. Buat yang masih merencanakan, kalian jadi punya tujuan berapa yang harus kalian tabung tiap bulan. Prinsipnya sih, jangan memaksakan diri. Buat se-realistis mungkin. Reduksi pengeluaran yang tidak perlu (seperti foto prewed), dan jangan malas untuk komparasi harga untuk mendapatkan harga yang lebih ekonomis.
Setelah budget selesai dibuat, taatilah budget itu. Usahakan tidak keluar dari anggaran yang dikeluarkan.
2. Cari dan tentukan tempat dan waktu menikah
Opsi untuk menikah bisa di rumah maupun di tempat lain (gedung, hotel, atau masjid). Masing-masing memiliki positif dan negatifnya. Contoh, jika ingin di rumah, tuan rumah pasti akan lebih repot beres-beres sebelum dan sesudah acara. Tamu pun seperti tidak habis-habis. Tapi enaknya, g perlu keluar budget untuk sewa tempat (tetep aja sih harus sewa tenda, hehhe..)
Nah, kalau kami memilih di gedung. Karena pertimbangan repot harus bebenah sebelum dan sesudahnya, orang tua yang sakit dan butuh istirahat, dan pengantin yang g mau terlalu capek, hahhaha *dasar*
Konsep menikah seperti apa juga sangat menentukan tempatnya lhoo.. misalnya, jika ingin akad dan resepsi terpisah, berarti kalian harus menyiapkan 2 tempat. Belum lagi jika hari akad dan resepsi nya berbeda.
Kalau kami sendiri, ingin efesiensi, jadi akad dan resepsi di tempat yang sama.
Nah, setelah menentukan tempat menikah, maka cari lah tempatnya. Biasanya book gedung itu dilakukan jauhhhh jauuuhh hari. Orang lain ada yang booking tempat dari 1 tahun sebelumnya karena menginginkan gedung yang favorit dan strategis. Tapi karena kami mepet, muter-muter sana sini, jadi lah kami memilih JIS PKP Ciracas. Harganya terjangkau, lahan parkir luas, dan cukup comfy. (buat yang mau tau contact nya bs message yaa). Nah, jika tempat sudah didapat, waktu pun bisa disesuaikan dengan jadwal kosong gedungnya. Syukur-syukur pas tanggal bagus gedungnya kosong. Tapi kalau nggk pun, yaa gpp juga..
Mengenai tanggal pernikahan saya yang jatuh pada ulang tahun saya, sebenarnya g sengaja juga. Karena habis lebaran catering masih tutup dan baru buka tepat pada hari saya menikah dan ulang tahun saya. Jadilahhh dipilih itu sebagai tanggal pernikahan.
3. Cari catering atau wedding organizer
Setelah dapat gedung, mari kita urus konsumsi. Banyak sekali sekarang ini yang menawarkan jasa-jasa catering dan WO dan harganya cukup bersaing. Kami sendiri dapat booklet dari salah satu gedung yang kami survey sebelumnya. Kami datangi tempatnya dan bertanya-tanya. Setelah komparasi sedikit dengan yang lain, ternyata harga catering ini masih realistis. Kami memakai jasa Rizal Catering. So far paketnya sudah lengkap, dari catering, dekorasi, make up, baju pengantin, penerima tamu, baju orangtua, dan dokumentasi. Pelayanananya pun ramah. Jangan lupa untuk melakukan test food untuk mengetahui rasa makanan. Baju pengantin pun harus di fitting juga agar pas di badan.
4. Mengurus administrasi KUA
Pengurusan administrasi dimulai dari RT, RW, Kelurahan, dan KUA. Dari RT kita meminta surat keterangan menikah untuk diteruskan ke RW. Nah, berkasnya dilengkapi lagi dengan bermacam formulir, seperti surat keterangan belum menikah ditanda tangani di atas meterai, terus fotokopi KTP, KK, akte kelahiran atau ijazah, pas foto, dan formulir N1, N2, dan N4. Lalu lanjutkan ke kelurahan. Jangan lupa untuk menggandakan berkasnya, karena biasanya di KUA Kecamatan akan diminta lagi berkasnya. Untuk yang menumpang nikah seperti saya, minta kan surat numpang nikahnya dari kecamatan.
Setelah terdaftar di KUA, temuilah penghulu yang akan mencatatkan nikahnya, pastikan jadwal dan waktu kosongnya pada saat pernikahan kita. Catat kontaknya dan ingatkan lagi sebelum hari H.
5. Membeli mahar
Syarat atau rukun nikah adalah mahar. Jadi jangan sampai terlupa untuk menyiapkannya. Sebaik-baik wanita adalah yang meringankan maharnya. Sebaik-baik lelaki adalah yang memberikan mahar terbaik. Insyaallah lebih mulia.
6. Membuat undangan
Setelah waktu dan tempat pernikahan fixed, saatnya kita membuat undangan. Menurut saya sih, undangan penting hanya sebagai informasi siapa, kapan, dan dimana tempat menikah. Jadi tidak usah yang terlalu mahal toh setelahnya kan akan dibuang. Nah, tamu yang akan diundang harus di list dulu, karena menentukan berapa banyak konsumsi dan budget yang akan dikeluarkan. Buat prioritas siapa saja yang penting untuk diundang.
7. Souvenir dan seserahan
Souvenir dan seserahan sebenarnya hanya sebagai pelengkap saja. Optional lah. Kembali lagi, disesuaikan dengan budget ;)
8. Menyebarkan undangan
Sebarkan undangan.. kalau g mau ribet, bisa via fb, sms, bbm atau whatsapp. Tapi jeleknya, metode itu tidak terukur secara kuantitatif berapa banyak tamu yang datang. Karena repot jg kalau ternyata tamunya membludak dan konsumsinya kurang, hehhee..
9. Me time
Me time penting agar calon pengantin tidak stress dan tampak segar ketika pernikahan. Sayangnya, saya sendiri sakit 5 hari sebelum pernikahan. Diare akut yang menyebabkan harus di larikan ke UGD untuk diinfus dan suntik obat (karena ud pake obat apaan aja g mempan. hahaa..) menegangkan sekali lhoo.. takut acaranya berantakan karena harus terbaring di rumah sakit.
Jadi buat para calon pengantin, perhatikan makanan kalian, jangan terlalu capek, jaga kesehatan, jangan stress, dan nurut sama orang tua, hahhaa..
Saya kemarin sempet g nurut di pingit soalnya, masih wara wiri sana sini, kerja juga, jadi lah kecapekan dan ambruk. Untungnya setelah masuk UGD, diarenya cepet mampet. Berat badan pun sukses turun beberapa kilo (*tapi abis nikah naik lagi dengan sukses -.-")
***
Saya dan suami, sangat berterima kasih atas doa-doa, kehadiran, dan bantuannya dalam mengurus pernikahan ini. Terutama untuk keluarga besar kami dan pengisi acara yang membantu. Mohon maaf apabila ada teman-teman yang lupa diundang dan juga ketika penyelenggaraan acara ada hal yang kurang berkenan karena keterbatasan kami.
Harap kami, semoga pernikahan kami sakinah, mawadah, wa rahmah. :)
Buat yang mau nikah dan tanya-tanya feel free to asking me about this ya guys..
Semoga bermanfaat :)
Hilwa