Menurut Wikipedia, amputasi dapat berarti suatu keadaan ketiadaan sebagian atau seluruh anggota gerak atau menunjukkan atau menunjukkan suatu prosedur bedah. Karena itu amputasi dikelompokkan atas dua kelompok yaitu amputasi kongenital dan amputasi bedah. Pada amputasi kongenital ketiadaan anggota gerak disebabakan gangguan oleh pembentukan organ yang dibawa sejak lahir, sedang amputasi bedah adalah prosedur pemotongan yang memeotong tulang.
Sudah memasuki bulan ke 3 ayahku sakit. Sudah banyak rumah sakit disinggahi untuk melakukan perawatan. Kami semua tidak rela jika prodedur amputasi sampai dilakukan pada kakinya. Upaya alternatif kami lakukan, mulai dari stem cell, hingga perawatan luka intensif disebuah klinik yang memakan biaya tidak sedikit. Hal tersebut diupayakan agar kakinya, jari-jarinya, jaringannya, ototnya masih bisa diselamatkan.
Apa yang akan terjadi jika beliau kehilangan kakinya? Itu yang kami pikirkan. Ketika pertama beliau dirawat di RSCM, schock sekali melihat kondisi kakinya berubah menjadi parah dan seekstrim itu. Dari memar karena refleksi, akhirnya menjadi separah itu, dalam hitungan hari. Menyebabkan infeksinya menyebar cepat ke seluruh tubuhnya. Dan tentu saja, akhirnya melemahkan tubuhnya. Bertahan dengan bantuan obat-obatan untuk melawan infkesi. Dokter pun menyarankan untuk diamputasi, karena khawatir kondisinya memburuk karena infeksi menjalar.
Atas rekomendasi dokter lain, kami memutuskan untuk tidak mengoperasinya. Lalu dipindahkan lagi ke rumah sakit lain. Di rumah sakit itu dilakukan prosedur stem cell. Penumbuhan kembali sel-sel yang rusak dengan isolasi sel yang hidup (sehat). Menurut Wikipedia, stem cell atau sel punca adalah berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat sel punca terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak
Kondisinya sempat membaik pasca menjalani pengobatan dengan stem cell, jaringan baru segera terbentuk dalam hitungan hari. Seperti menyaksikan adegan dalam science fiction rasanya, melihat jaringan baru tumbuh dengan cepat membungkus jaringan rusak. Pembuluh darah yang tersumbat pun dilancarkan lagi dengan menggunakan metode Coronary Angioscopy, dan tentu saja prosedur ini memakan banyak biaya.
Tapi, luka diabetes tidak semudah itu ditaklukkan. Luka yang menutup dari luar ternyata seperti menyimpan bom waktu untuk kembali terbuka. Selang beberapa hari, terjadi pembusukan di bawah kulit. Sel-sel mati memancing bakteri hidup kembali. Hingga kondisinya kembali memburuk. Lagi-lagi dokter menyarankan untuk amputasi. Rekomendasi dokter diamputasi jari-jarinya, karena pembuluh darah pada jari-jari sudah tidak aktif, alias mati. Jika keadaan kembali memburuk amputasi dilakukan hingga mata kaki.
Lagi-lagi kami tidak rela.
Lalu, ada yang menyarankan untuk melakukan perawatan luka di sebuah klinik di daerah Pondok Indah, kami pun ikhtiar ke sana. Terapi dengan laser untuk melancarkan peredaran darah dan perawatan luka. Luka yang membusuk dibuka dan dibuang jaringan yang mati hingga ketemu jaringan yang sehat. Diharapkan jaringan yang sehat tersebut akan tumbuh kembali.
Perlahan, jaringan baru tumbuh. Memang tidak secepat metode stem cell. Tapi ketika dulu beliau pernah luka, perawatan luka dengan cara ini dapat membuat lukanya sembuh. Kami pun menyimpan harapan dengan cara ini. Walaupun karena lukanya besar, dibutuhkan perawatan yang intensif dan memakan waktu yang lebih lama.
Tapi, minggu lalu, kondisinya kembali menurun. Demam yang menandakan infeksi kembali muncul. Akhirnya harus kembali di rawat di rumah sakit. Infeksi di jari kaki yang tinggi dilawan dengan antibiotik yang membenai fungsi ginjal. Dokter sudah menyarankan untuk melakukan cuci darah jika ingin mempertahankan kakinya. Atau option lain, diamputasi agar menghilangkan sumber infeksi.
Akhirnya, dengan berat hati. Mendengar suara parau ibuku bercerita tentang kondisi ayahku, operasi amputasi akan dilakukan.
Mohon doanya
***
*Sitasi dari Wikipedia, karena tidak sempat mencari dari referensi lain. Lagipula ini bukan tulisan ilmiah.