Kemarin ramai sekali di sebuah grup yang saya ikuti, lagi pada ngomongin speech delay pada anak.
Emang apa sih mak speech delay itu??
Tanda-tandanya apaan mak anak gue speech delay?
Terus kenapa mesti worry??
Emang sebabnya apaah?
Kalau udah speech delay, kita kudu ngapain doong??
Seru kaann? Apalagi buat ibu yang baru beranak satu kaya eyke ini, yang kadang kita gak punya pembanding, selain anak orang, ini anak gue ada sesuatu gak yaa?
.
.
Speech delay atau dalam bahasa Indonesianya adalah keterlambatan bicara, merupakan salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak (sumber:
sini). Di buku KIA (Kartu Ibu dan Anak) ada tuh kecakapan-kecakapan yang minimal harus dimiliki anak pada usia tertentu. Biasanya anak masih di bawah setahun itu komunikasinya masih dengan nangis aja, lalu mulai bisa choo-ing, terus babbling, mulai bisa ngomong mama papa, lanjut dengan kata-kata yang mudah. Cassie sendiri sudah bisa keluar kata-kata dan terus bertambah kosa katanya dari usia setahun. Tapi ada anak yang saya temui, seusia Cassie, bahkan lebih tua belum bisa bicara dengan baik. Sulit berkomunikasi salah satu penyebab anak suka tantrum dan speech delay bisa menjadi pertanda adanya gangguan-gangguan baik genetis (autis, kelainan kromosom), maupun fisik (seperti gangguan pendengaran dan kelainan organ bicara)
.
.
Sekedar berbagi pengalaman aja ya bu ibu. Anak saya memang baru satu, tapi dari rumpian ibu-ibu itu bisa dijadikan referensi pengalaman-pengalaman yang berharga lhooo.. Kalau yang saya rasakan sendiri, si Cassie bisa cepet ngomong itu yaa mungkin karena saya cerewet yaa, hehhee.. #ngaku..
Lha, iya.. orang kita di rumah cuma berdua doaang.. Jadi lah saya ajak dia kesana kesini. Kalau saya lagi ke tukang sayur dia ikut, kalau saya lagi beli susu dia ikut, kalau saya lagi ngerumpi sama tetangga dia juga ikut, kalau saya ngobrol sama suami yaa jelas dia juga ikut. Akhirnya dia dengar-dengar deh tuh banyak kata-kata.
.
Terus saya juga sering stimulus dia, kasitau anggota badannya dia, nama-nama benda disekitar kita, izin setiap melakukan sesuatu, misalnya "Chi, mommy mau ganti popok Chi dulu yaaa..", menekankan pada salah satu kata untuk melakukan aktivitas seperti, "Yuk, kita MANDI dulu.. Kita MANDI yaa biar bersih.".
Bernyanyi juga disukai si kecil lho, walaupun kadang saya suka ngarang-ngarang sendiri lagu dan syairnya, wahahha.. bebas laah, yang penting jadi lagu-laguan. Dan jangan lupa, tatap mata anak ketika melakukan komunikasi. Dengan begitu anak akan merasa lebih dihargai dan didengar. Ini penting juga lhoo, kadang kalau si Cassie lagi saya sambi ngapa-ngapain, dia bisa berkali-kali ngerengek minta sesuatu. Tapi kalau saya berhenti sebentar, lalu
pay attention sama dia, dia g terlalu ngerengek lagi. Yaa, kadang teh susah juga yaaa buat berhenti sebentar pas lagi nanggung gitu.. #sigh..
Eniwey, Mbak Kate Middleton sama Mas William kalo ngomong sama anaknya sampai jongkok-jongkok biar ada kontak mata lhoo buibuuu, bisa tuh dicontoh.
.
.
Naon deui yaak?? Si Cassie termasuk anak yang jarang nonton TV juga dirumah. Karena saya juga jarang nonton TV. Biasanya anak yang kerjaannya nonton TV doang, suka telat bicara juga. Karena TV kan tidak ada komunikasi 2 arah, anak ya pasif aja. Mendengar kata-kata dan gambar yang cepat. Emang sih ada ibu-ibu yang pengen anaknya anteng terus dia bisa ngapa-ngapain tinggal taro aja anaknya di depan TV, habis perkara. Seperti pengalaman salah satu ibu di grup itu. Nah, baru deh dia ngeh anaknya udah 3 tahunan, tapi belum bisa bicara dengan baik. Mulai deh panik. Ternyata TV lah sebabnya.
.
.
|
Anaknya udah susah di foto, huff.. |
Nah, si Cassie juga sering saya review atau tanya jawab setiap dia abis melakukan suatu aktivitas. Misalnya waktu pergi ke Floating Market kemarin, saya tanya, "Chi pergi kemana?? Sama siapa aja?? Senang gak disana?? Ketemu apa aja? Ada burung? Ada kelinci? Ada ikan? Ada bebek? Chi maem apa disana? Rewel gak?" Macam begitulaah.. Dari responnya saya tau bahwa dia mengerti objek yang dibicarakan. Kalau dia gak bisa jawab saya pancing dengan kata-kata. Lalu ulangi lagi. Kadang disertai dengan melihat foto-foto kegiatannya hari itu. Disitu juga dia belajar untuk menunjukkan emosinya
.
Last but not least.. Sering-sering lah BACAin BUKUUUU.. (iyaa, saya jualan buku juga lhooo.. Btw, MDS ngasih diskon 30% all product!! Uwooww.. ) Mungkin saya dan anak saya termasuk yang agak lebay kalo lagi baca buku. Kalo lagi
mean it banget, bisa lah saya ini ekspressif banget praktikkin kegiatan, mimik muka, suara, yang ada di buku. Dan anak tuh jadi exited dengernya, eeehhh.. di lain waktu, dia nya hafal sendiri halaman ini ceritanya tentang apa, dan dia pun meniru saya bercerita. Banyak hal positif yang didapat anak dari buku, salah satunya adalah menambah kosa kata. Pokoknya investasi ke buku bukan hal yang sia-sia deh (ini kita bahas nanti yaa, insyaallah).
|
Cassie suka baca buku. |
Sebagai orang tua, melihat perkembangan anak yang dari hari ke hari semakin positif tentunya amat sangat bersyukur. Sekaligus was was, hahhaa.. Iyaa, soalnya otak anak yang seperti spons itu menyerap banyak hal. Orangtuanya harus berbahasa yang baik dan benar. Saya sendiri suka mengingatkan suami kalo dia lagi ngedumel dan keluar kata-kata yang gak baik, karena takut ditiru anak. Kami saat ini masih menggunakan satu bahasa saja di rumah, karena berdasarkan pengalaman orang lain, ada anak yang akhirnya sulit mengerti ketika di luar lingkungan rumahnya tidak bicara bahasa yang sama.
.
Semoga bermanfaat yaa pengalaman mommy menemani Cassie belajar bicara. Yuk share pengalaman anak belajar bicara di rumah..