Beberapa hari lagi, anak saya yang kedua, berusia dua tahun. Biasanya di usia yang harusnya sudah disapih ini, orang-orang suka nanyain dan ngomporin, "Ayoo nambah anak lagiii..", atau.. "Baru dua, perempuan semua, nambah lagi aja.. siapa tau dapat anak laki laki.."
And so on, sound familiar, right?
Ehmm.. terima kasih atas perhatiannyaa..
Jadi gini, memang saya dan suami berasal dari keluarga besar, saya tujuh bersaudara, suami lima bersaudara. Jadi mungkin orang-orang berekspektasi kami juga mau punya keluarga yang besar, dengan anak-anak yang lebih dari dua.
Bukannya gak mauu.. tapi menjadi orangtua sangat challanging. Bukannya gak bersyukur, tapi justru sangat bersyukur dengan yang sudah ada. Bukannya gak beriman terhadap rezeki yang Allah kasih karena memiliki anak, betuulll.. tapi setiap orang punya pertimbangan tersendiri kenapa mereka memutuskan tanpa anak (child free), punya anak sedikit, atau punya anak banyak..
In our case (saya dan suami), lebih kepada, kami menyadari sih, masih suka kurang kapasitas dalam mendidik mereka. Kami masih suka kurang sabar atau sering berbeda pandangan dalam pola asuh, dan yees.. sedikit banyak jadi menuai konflik.
Terlebih, karena pekerjaan suami yang jauh jadi gak bisa sering-sering ada dekat anak-anak, mendampingi ketika hamilnya saya ini manja dan uring-uringan, atau saat mereka sakit saya butuh support lebih dari suami dan dia gak ada, itu beban juga buat kami.
Untuk sementara, sepertinya dua cukup. Entah kalau saya (selaku yang hamil) dan suami (selaku penyandang dana) berubah pikiran dikemudian hari. Karena, buat laki-laki, nambah anak berarti tambah lagi tanggung jawab atas nafkah dan kebutuhan lahir-batinnya.
---
Hal-hal yang biasanya bikin pasangan mikir-mikir soal nambah anak
1. Jenis kelamin anak masih sama semua,
Iyaa, biasanya ini faktor penasaran sih, "Coba deh, siapatau dapat anak laki-laki.." atau, "Kali aja yang ini perempuan" karena mungkin ada di beberapa budaya (bahkan dalam Islam), kalau belum dapat anak laki-laki yaa gak punya penerus 'silsilah'.
2. Faktor umur
Menikah di umur yang sudah matang biasanya jadi 'kejar setoran', udah laah sekalian aja biar selesai, jadi hamil, melahirkan dalam waktu yang dekat. Karena banyak yang menganggap di atas usia 35 tahun, kualitas telur dan kondisi ibu berbeda untuk hamil dan melahirkan.
3. Anaknya minta adik
Banyak kaan yang begini, ngeliat temannya sudah punya adik, eeh, si kakak ikutan minta. Biar ada temannya, katanya.
4. Suka ada kehadiran bayi di rumah
Iyaa, terdengar konyol yaa.. tapi walaupun gitu, kehadiran bayi dan toddler yang lucu-lucu menggemaskan itu bikin anggota keluarga lebih happy. Tingkah mereka yang menggemaskan dan uyelable bikin hidup suasana di rumah.
5. Banyak anak banyak rezeki
Ini bagaimana kita memaknainya yaaa.. karena bisa jadi, Allah malah membukakan pintu rezeki karena kehadiran anak-anak dalam tanggungan kita. Tapi tetap, semuanya harus kita yang berikhtiar mencarinya. Tapi, jika kita percaya, hal-hal ini memang banyak terjadi di sekitar kita.
Mungkin masih banyak sih kenapa pasangan itu akhirnya memutuskan untuk menunda, menambah, atau cukup segitu aja punya anaknyaa.. Kita gak bisa maksa-maksa orang untuk sama pemikirannya sama kita, toh yang jalanin hidup kan kita, yang harus ngurus anak-anak yaa kita juga, baiknya memang semua risiko dan konsekuensinya harus kita pikir-pikir dulu. Karena anak-anak ini adalah amanah yang gak main-main tanggung jawabnya di sisi Allah. Semoga kita selalu bisa memberikan yang terbaik yaa untuk anak-anak..